Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Bab 20 : Tes STIFIn dan WSL 1

Akhirnya, tibalah hari yang ditunggu. Saya mengikuti WSL 1 yang bertempat di sebuah gedung yang dulu pernah saya sambangi untuk mengikuti One Month Training Para Calon Pengusaha Muda yang diinisiasi oleh Pak Heppy Trenggono, sang inisiator Beli Indonesia. Pembicaranya dalah seorang ibu paruh baya yang masih enerjik berasal dari Kota Blora kalau tidak salah ingat ya, hehehe.. Apa yang beliau presentasikan sebenarnya sudah saya lahap habis semua dalam perburuan mandiri saya untuk mencari tahu lebih dalam tentang wacana dan ilmu tentang STIFIn. Jadi, buat saya sekedar pengulangan saja. Tapi, tentunya ini lebih interaktif karena ada narasumbernya langsung yang bisa ditanya-tanya kalau ada yang belum saya pahami. Bonus buat saya ketika mengikuti WSL 1 ini adalah saya dapat diskon khusus untuk tes STIFIn saat itu juga. Alhamdulillah, jadi nggak penasaran lagi tebak-tebak buah manggis apa kriteria saya menurut STIFIn. Daan ternyata hal itu membuat saya cukup shyok berat saudara-saudara.

Bab 19 : Pertemuan Pertama dengan Ustadz AdeMS

Setelah mencari tahu tentang penggiat STIFIn yang masih aktif di kota Semarang ini dan dekat dari wilayah saya tinggal, saya menemukan data dan kontak tentang Pak AdeMS atau biasa juga disapa Ustadz AdeMS. Beliau membubuhkan nomor kontaknya di jejaring social. Saya mencoba menghubunginya dan Alhamdulillah ternyata masih aktif. Singkat cerita, saya dan Ustadz AdeMS janjian untuk bertemu di rumah beliau yang menurut saya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya sekarang, yaitu dekat daerah Kuil Sam Poo Kong berada. Beliau meminta bertemu siang, karena teryata jadwal beliau cukup padat juga masyaAllah. Saya bersyukur beliau masih meluangkan waktu untu menemui saya. Dan memang terkadang beliau juga membuka sesi konsultasi untuk siapa saja yang membutuhkan. Setelah kami berbincang lebih lanjut, ternyata diketahui bahwa beliau lebih pakar di bidang grafologi. Jadi beliau ini ternyata seorang grafolog yang telah tersertifikasi sekaligus pakar STIFIn juga. Alhamdulillah komplet sudah deh.

Bab 18 : Belajar STIFIn

  Saya masih terus belajar menggali tentang diri saya, bakat dan potensi saya yang sebenarnya hingga akhirnya pencarian saya berujung pada salah satu ilmu pengenalan bakat dan diri dengan metode pengenalan sidik jari, yaitu STIFIn yang merupakan akronim dari Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling dan Insting yang merupakan lima potensi dasar yang ada pada diri manusia berdasar tes bakat menggunakan kesepuluh sidik jari yang ada pada tangan manusia. Saya melahap semua bacaan tentang STIFIn lewat akun-akun instagram yang berkaitan dengan STIFIn, kemudian melakukan penelusuran lewat website untuk mencari tahu tentang Training STIFIn di Semarang serta jejak pakar STIFIn yang tinggal di dekat wilayah kediaman saya. Alhamdulillah, ada dan saya menemukannya dan beliau masih termasuk pegiat ilmu STIFIn. Alhamdulillah. Beliau adalah Pak AdeMs atau terkadang dipanggil juga dengan sebutan ustadz Ade karena beliau termasuk aktif mengisi kajian-kajian rutin di masyarakat.    

Bab 17 : Training Jiwa di Hotel Semesta Semarang

S etelah tahu bahwa dr. Dedy Susanto PJ mengadakan sebuah training Detox Jiwa, pengen ikut dong pastinya, sama penasaran kaya apa sih trainingnya ini. Ya Allah.. pengiin banged bisa ikut tapi budged masih terbatas juga. Qadarullah melalui scenario yang tak terduga saya terhubung langsung sama Pak Dedy, bahagia banget deh. Yang akhirnya saya bisa ikutan training Detox Jiwa ini yang diadain di Hotel Semesta Semarang pada tanggal 2 Maret 2019. Nah, acaranya kebetulan siang ternyata sampai sore, jadi Alhamdulillah paginya masih bisa ikut seminar parenting sama teman-teman komunitas YukJoss Abah Ihsan di SD Bintang Juara. Habis itu cuzz pergi ke tempat seminar di Hotel Semesta. Oh ya hari ini udah diijinin suami buat pergi seharian dari pagi sampe sore ya, suami yang jagain anak di rumah. Insya Allah bisa jalan-jalan dengan tenang seharian karena Alhamdulillah bersyukur sekali punya suami yang very high qualified dalam urusan jaga rumah dan jaga anak. Nah, pas mau ke Hotel Semesta nih,

Bab 16 : Belajar Psikolog dari dr. Dedy Susanto PJ

Dari dulu, saya tertarik sama ilmu psikologi tapi memang nggak terlalu ingin mendalaminya kaya sengaja ambil kuliah jurusan psikologi, gitu. Enggak. Pengen aja mendalami psikologi tapi belajar sendiri atau autodidak, baik lewat buku-buku, video dan media lain. Nah, waktu kuliah itu, ilmu psikologinya lebih kepada pengembangan diri sendiri. Tapi, setelah menikah, saya merasa butuh info tentang ilmu psikologi yang lebih kompleks. Alhamdulillah nih ketemu jawabannya di akun instagram dr. Dedy Susanto PJ. Dokter muda yang masih single tapi ahli jiwa banget. Cerdas dan ramah serta ramah bin pengertian. Beliau sharing-sharing ilmu lewat akun instagramnya. Yuk sila follow sendiri dan kepoin lebih lanjut yaa.. Saya ikutin deh ilmu-ilmu yang beliau posting disitu dan bener banget dan itu juga banyak terjadi pada kebanyakan orang. Saya sarankan bagi yang belum menikah emang harus banyak belajar ilmu kaya begini, terutama para laki-laki, jangan gengsian ya. Ya, pokoknya bersyukur banget tah

Bab 15 : Tentang Wisuda

Well, wisuda disini artinya lulus dari Perguruan Tinggi ya, karena model sekarang itu, sudah dari TK pun pakai istilah wisuda, pake selempang dan pakai toga. Entah siapa yang memulai trend ini, saya juga tidak tahu. Mungkin ini juga buat affirmasi posotif agar anak kelak selalu termotivasi untuk sekolah dan segera lulus dan diwisuda, mulai dr jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Baik, saya bahas bagian ini karena cukup panjang kehidupan saya berkutat disini. Wisuda demi wisuda yang saya lalui, saya hadiri. Wisuda Om Bim (adik kandung saya), Wisuda Om Arul (adik tiri saya) dan Wisuda Suami (Ayahnya Haya). Setiap orang bebas berpendapat dan mengutarakan pendapatnya, asal dengan sopan, santun dan beradab. Berbicara tentang wisuda, sudah pastilah terkait dengan dunia perkuliahan, alias belajar di perguruan tinggi. Jujur saja, bagi saya pribadi, pendidikan formal maksud saya belajar di sekola ini, itu sebenarnya kalau mau jujur, dari dulu tak pernah menarik minat saya.

Bab 14 : Tentang Pernikahan

Hmm.. saya ingin membahas tentang ini, tentang pernikahan dalam hidup saya. Baik pernikahan saya sendiri maupun orang lain, maksudku keluarga. Banyak hal.. tapi sepertinya kali ini belum siap. Kapan-kapan dilanjut.. Tentang Pernikahanku sendiri, Pernikahan Bapak yang kedua, dan Pernikahan adikku semata wayang.

Bab 13 : Eksekusi Konmari Part 2 (Pemalang)

Well, kenapa harus ada Eksekusi Konmari Part 2? Karena barang-barang saya juga masih banyak yang ada di Pemalang dan itu juga perlu dibenahi. Terutama buku-buku dan beberapa baju-baju. Jadi, pada kesempatan saat saya lumayan lama di Pemalang, saya pun mulai beberes. Beruntung saya mendapat teman yang cocok untuk menemani saya mengeksekusi buku-buku saya. Dia adalah Egi, seorang pekerja social yang unik di komunitas social. Dia juga seorang kutu buku. Jadi kita cocok deh. Honestly, dia amat berjasa sekali membantu saya mengeksekusi koleksi buku-buku saya yang luamayan buaaaanyaak ini. Pertemuan saya dengan Egi pun sungguh unik sekali. Dia adalah adik kelas saya sewaktu SMA, tapi kami belum pernah kenal sebelumnya, bahkan dia mungkin tak mengenal saya. Tapi, saya tahu kalau dia adik kelas saya di SMA. Terpaut satu tahun dengan saya. Dulu kalau tidak salah dia juga bersekolah di SD yang sama dengan saya, dan setelah saya konfirmasi saat kami sudah saling kenal, ternyata benar. Bapak s

Bab 12 : Eksekusi Konmari Part 1 (Semarang)

Setelah membaca Buku Konmari dan tertakjub-takjub sama isinya, saya pun memantapkan diri untuk mulai mengeksekusi barang-barang di rumah saya di Semarang. Kebetulan saat itu menjelang bulan Ramadhan 1439 H. Sesuai petunjuk Konamri, saya memulainya dari kategori baju-baju. Saya kumpulkan baju-baju yang saya punya dalam satu ruangan. Banyak juga ternyata ya. Mengeksekusi baju-baju saya tak begitu kesulitan karena memang saya bukan orang yang gemar fashion. Baju itu asal nyaman dipakai, cocok buat saya dan sesuai style saya oke-oke sajalah. Sayapun juga bukan orang yang mengikuti trend fashion terbaru. Asal masih ada baju yang bisa dan pantas dipakai, cocok, layak, buat apa lagi beli-beli atau bikin baju baru? Ya tak terlalu sering beli baju paling kalau lebaran aja sih. Baju-baju, karena saya sekarang lebih sering di rumah, maka saya kurangin baju dines saya. Walau begitu, cukup memakan waktu juga sih. Dan hasil akhirnya ada sekitar lima atau enam karung baju ukuran besar (trash bag) b

Bab 11 : Mengenal Konmari (Seni Beberes Rumah ala Jepang)

Dalam hidup berumah tangga, selalu ada tantangannya. Begitupula yang saya rasakan, baik tantangan dari luar, maupun dari dalam diri sendiri. Nah, tantangan yang berasal dari dalam diri sendiri biasanya dipengaruhi oleh pikiran, dan pengalaman masa lalu serta pola asuh keluarga saat kita kecil. Dampak dari pengalaman masa lalu, pola asuh keluarga semasa kecil dan pikiran-pikiran kita dari hasil pembelajaran kita semasa sekolah dan dalam perjalanan kehidupan kita itu, buat saya pribadi terasa sekali mempengaruhi kehidupan saya, terutama setelah saya menikah dan punya anak sendiri, ditambah hidup mandiri bersama keluarga baru saya (hanya anak dan suami) serta jauh dari orang tua. Tetapi apapun itu tantangan yang ada, harapannya bisa menjadikan saya menjadi lebih baik daripada pribadi sebelumnya. Bukankah dengan adanya tantangan demi tantangan yang kita lalui, bisa menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita yang harapannya bisa mendewasakan kita dan mematangkan diri kita menghadapi er

Bab 10 : Rumbel Herbal dan Rumbel Cooking Baking

Rumbel Herbal dan Rumbel Cooking Baking, biasa disingkat CookBak oleh teman-teman KIPS, adalah dua rumbel yang saya pilih untuk belajar mendalami minat saya di bidang memasak dan herbal. Rumbel Herbal, karena dari dulu saya memang suka dunia kesehatan ya, terutama thibbun nabawi. Kemudian, rumbel CookBak ini harapannya bisa memotivasi saya untuk lebih semangat memasak dan berkreasi di dapur menghasilkan menu-menu yang layak disajikan untuk keluarga tercinta. Hehehe.. perjuangan banget yak, karena saya tidak terbiasa dan tidak terlalu suka memasak, padahal ya sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa seorang wanita itu, apapun dia, siapapun, mau anak presiden, atau istrinya orang kaya, konglomerat, sultan, tapi setidaknya dia itu pastilah mau tak mau kalau dihitung tetap harus menghabiskan waktu lebih banyak didapur dibanding siapapun (suami atau anak-anak). Ya, kalaupun dia punya asisten khusus untuk memasak, tetap saja ya, dia itu yang punya kewajiban memutuskan dan memikirkan tentang menu

Bab 09 : Komunitas Ibu Profesional Semarang (KIPS)

Setelah lulus dari kelas Matrikulasi “OASE” Batch #5 Jateng, tahap selanjutnya adalah Kelas Bunda Sayang. Namun, seperti biasa, kami pun harus cepat mendaftar kemudian bersabar karena harus antri. Saya saja akhirnya tidak langsung bisa mendaftar ke Kelas Bunsa Sayang melainkan harus menunggu periode berikutnya. Namun, apapun itu insyaAllah yang terbaik bagi semua. Amiin.. Nah, saat waktu menunggu ke Kelas Bunda Sayang itulah kami telah resmi masuk menjadi member Komunitas Ibu Profesional Semarang (KIPS), tempatnya para member semua angkatan berkumpul disini. Tapi, tetap saja ya, yang duluan masuk atau yang belakangan masuk, statusnya sama, semua guru, semua murid, taka da yang lebih pintar, semua saling berbagi. Di grup ini kami juga membahas beragam hal, dan yang paling seru kalau ada jadwal kopdar atau event offline, biasanya playdate anak-anak. Senang bisa berkumpul live walau tak semua bisa ikutan. Kemudian, selain itu ada juga rumble atau rumble belajar, untuk mewadahi para

Bab 08 : Kelas Matrikulasi dan OASE Family

Saya masih ingat sekali waktu mendaftar Kelas Matrikulasi ini, yaitu dalam perjalanan pulang kampung ke Pemalang. Saa itu, saya masih menunggu di statsiun karena ternyata kereta yang akan saya naiki delay sekitar satu jaman. Awalnya tak berniat membuka hape tapi ketika tak sengaja akhirnya mengecek hape ternyata, ada info bahwa pendaftaran kelas Matrikulasi dibuka hari ini. Waow, langsung saja saya bersiap-siap di tengah-tengah kerumunan calon penumpang KA yang sebagian besar duduk gelisah menanti datangnya KA. Begitupun dengan saya. Atas bantuan dan jasa suami yang mau transfer langsung lewat mBanking saat itu juga, saya langsung bisa mendaftar, mengisi link dan mengirimkan bukti transfer. Pendaftaran dibuka jam 6 sore dan tiga jam setelah pendaftaran dibuka sudah ada 500 kuota yang terisi. Wau. Jatahnya 3500 dan kurang 3000 kuota lagi untuk member seluruh nusantara plus ASIA. Tiga hari setelah link pendaftaran dibuka, kuota pun terpenuhi. Memang luar biasa antusia para ibu-ibu pe

Bab 07 : Institut Ibu Profesional

Saat saya berinteraksi dengan teman-teman alumni, khususnya para emak di grup FIB SMANSA ’05, ternyata banyak diantara mereka yang sudah tergabung di Komunitas Institut Ibu Profesinal. Wah, apa itu? IIP adalah tempat berkumpulnya para ibu dan calon ibu yang ingin belajar lebih banyak dan menambah wawasan tentang ilmu kerumah tanggaan dan pengasuhan anak. Komunitas ini sudah besar, dan sudah tersebar si seluruh nusantara bahkan sampai ke ASIA. Wau, dan kata teman-teman say ayang sudah ikutan, komunitas ini memberikan dampak yang positif, membuka jejaring informasi dan koneksi yang lebih luas lagi. Cuss, tanpa menunggu lebih lama lagi, saya pun mendaftar. Dan setelah itu, harus sabar ya, karena input datanya antri. Soalnya kuotanya tiap tahun itu, berapa ya, kalau tidak salah 5000 member baru per pendaftaran baru, Wau, dan biasanya kuota 5000 itu habis dalam waktu seminggu, bahkan kemaren-kemarin 3 hari dari hari pendaftaran sudah ditutup. Banyak juga peminatnya ya. Selain uang daftarn

Bab 06 : Belajar Jualan Online

 A wal mulanya, saya melihat banyak sekali barang-barang kado untuk anak saya yang tidak terpakai, seperti bedak. Ya, jujur sejak kecil sampai sekarang, saya tak pernah memakaikan beda tabur bayi apapun pada Haya. Alasan saya, debunya itu loh, bikin batuk trus belepotan kemana-mana. Trus kadang kenapa sih anak-anak kecil yang habis mandi itu kalo dibedakin pasti cemong-cemong kaya topeng monyet? Eh.. uppss.. mohon maaf ya. Jujur, saya pribadi tak habis pikir. Dan kalau saya sama temen-temen dulu, paling-paling jawabannya mentok, “Ya, biar kelihatan kalau habis mandi aja,” sepertinya itu dan okelah, saya terima saja jawabannya walau sampai sekarang masih ada rasa nggak puas di hati. Saat itu, saya cuma berfikir, bagaimana agar barang-barang yang bagus ini tapi nggak terpakai oleh saya nggak mubadzir. Lalu saya teringat sama Abang penjual balon di depan Puskesmas yang kebetulan cukup dekat letaknya dengan rumah saya. Waktu itu, saya pikir mau nitip jualan sama Abangnya, barang-barang s

Bab 05 : Belanja Online

Nah, setelah banyak belajar beragam tips-tips seputar pengasuhan anak, parenting, menjadi seorang ibu baru, saya juga akhirnya belajar belanja online lewat instagram, dimana ternyata ada akun khusus buat jualan. Duh, yang namanya emak pasti mupeng ya, liat barang-barang buat anak, terutama mainan (kalau buat saya), buat sebagaian besar yang lain sih mungkin baju-baju anak, terutama anak perempuan tapi saya sendiri kurang suka beli baju online, takut bahannya nggak sesuai. Namun ya apa daya, akhirnya pun karena keadaan mulai beli baju-baju online juga, khususnya baju menyusui model terkini yang cuma bukaan bagian dada aja. Waow banget ini. Begitulah, saya mulai kecanduan belanja online, wkwkwkw.. yang tadinya lewat instagram, lalu mulai belanja lewat Shopee dengan iming-iming gratis ongkir. Mantap banget kan mak.. Yiihaaa… Saat itu, kebanyakan barang yang saya beli adalah, mainan anak, buku-buku parenting dan buku anak, asi booster mulai dari camilan sampai minuman, baju-baju menyus

Bab 04 : Belajar lewat Instagram

Baiklah, lanjut bab berikutnya yaa.. Menjadi seorang Ibu baru, yang benar-benar mengasuh anak, bayi merah sendiri, tanpa ada yang menemani, cuma Bapak saja di rumah yang juga ya, masih sama-sama berjuang, juga adik saya, dan suami yang juga sama-sama berjuang di kota Semarang saya, membuat saya harus memaksa diri saya untuk terus belajar, bagaimanapun caranya. Beruntung di jaman now ini dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, saya merasa sangat terbantu sekali. Saya pun mulai mengenal instagram dan belajar menjadi ibu baru lewat instagram. Maksudnya? Ya, ternyata banyak ibu-ibu muda juga seperti saya yang mengunggah foto-foto dan juga tips-tips mengenai bagaimana mengasuh anak bayi. Nah, saya belajar lewat situ. Saya mencari tahu tentang mengatasi bayi yang terus menangis, membuat bayi cegukan setelah menyusui, cara menggendong bayi yang benar, sampai mulai MPASI, lalu tentang menstimulasi bayi usia 0-3 bulan. Apalagi saat bayi saya sakit batuk dan pilek untuk pertama k