Postingan

Bab 26 : Kelas Bunsay batch#5 Jateng dan Keluarga Metamorfosa

Baiklah, kembali bersama Komunitas Ibu Profesional Semarang (KIPS). Setelah menunggu beberapa waktu lamanya pasca Wisuda Matrikulasi KIPS batch #5, saya yang sempat ketinggalan kereta untuk mendaftar Kelas Bunsay batch #4 dan akhirnya mendapat kesempatan untuk mendaftar ke kelas Bunsay batch#5 dan Alhamdulillah berhasil masuk. Yeay, senangnya. Ya, saya selalu berpositive thinking memang ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mengikuti Kelas Bunsay yang katanya memang penuh dengan tantangan ini. Baiklah. Mari kita mulai. Kelas Jateng batch #5 ini gabungan peserta dari regional Semarang dan daerah Purwokerto, Banyumas dan Sekitarnya. Kalau tidak salah, total pesertanya ada kurang lebih 74 peserta dari beragam profesi dan aktifitas masing-masing dengan misi yang sama yaitu belajar untuk menjadi seorang ibu professional kebanggan keluarga masing-masing, hehehe… Kami mendapat seorang fasil dan seorang pengawas (istilahnya guardian pembantu fasil yang sedang bertugas). Kelas ini ber

Bab 25 : Kursus Gambar Online sama Kang Maman Mantox

Pertama kali saya lihat flyer tentang kursus gambar online ini dari teman saya yang mensharenya di grup alumni. Well, begitulah, terkadang apa yang kita share di dalam grup WA, tidak terlalu penting bagi diri kita tapi bisa jadu menjadi sesuatu yang amat sangat bermanfaat bagi orang lain. (Baik, harus kita akui jaman now ini yang namanya aplikasi WA itu sepertinya sudah menjadi bagian dari identitas diri kita. Bagi sesiapapun kalangan ya. Sungguh sebuah kemajuan teknologi yang sangat luar biasa.) Maka, teruslah untuk menshare dan menyebarkan konten-konten kebaikann dimanapun berada. Tapi, tentu saja harus tetap menganut adap sopan, santun, dan menjaga etika yang berlaku. Dari kecil saya hobi menggambar, dan punya keinginan untuk bisa ikut kursus menggambar, atau menemukan orang yang tepat yang bisa melatih saya mengasah bakat yang saya miliki ini. namun, hal itu tidak pernah kesampaian karena bisa dibilang orang tua saya juga tidak terlalu peduli akan hal ini. well, jaman taoen 90an,

Bab 24 : Merawat Outer and Inner Beauty

Okelah.. sebagai perempuan juga harus punya pengetahuan untuk merawat Outer and Inner Beauty ya. Outer disini tadi juga nggak hanya masalah seputar make up dan skin care saja, tapi juga kesehatan jasmani juga. Perempuan adalah calon ibu, yang nantinya, insyaAllah bisa mendapatkan amanah janin yang dititipkan dalam Rahim kita. Amanah itu membutuhkan kesiapan fisik yang prima, jasmani yang oke dan hal itu nggak bisa didapat secara instan. Jauuh-jauh hari dirawat sebelum kita menikah. Inner beauty erat hubungannya dengan masalah spiritual kita, alias hubungan kita dengan Sang Pencipta Alam semesta. Jaga baik-baik hubungan ini. Selain menguasai banyak ilmu akademik lain yang diminati, perempuan harus menambah wawasan dirinya terkait hal-hal yang berhubungan dengan reproduksi, kesehatan baik jiwa maupun raga. Begitulah. Sekali waktu menyempatkan diri untuk mencari tahu tentang hal-hal seputar ini yaa… Bagi perempuan, siapa saja dimanapun berada, tubuhmu dan jiwamu haruslah kau jag

Bab 23 : Belajar Make Up dan SkinCare

Well, saya harus membuat tulisan tentang ini, hehe terutama bagi generasi penerus saya kelak. Intinya, bagi seorang perempuan, wajib belajar tentang hal ini ya. Walaupun sedikit. Hohoho… Maklum saja, saya adalah perempuan tomboy yang sempat punya pikiran begini: Ketika tiba saatnya harus pergi keluar rumah, dan menatap sederetan alat-alat make up seperti bedak, pensil alis, lipstick, lip balm, de el el, de el el bergam jenis dan namanya, saya berharap alat-alat itu bisa menyapukan diri mereka sendiri ke muka saya. Jadi, saya nggak perlu repot-repot duduk menghabiskan waktu di depan cermin dan memoles-moles mereka semua ke muka saya. Uuh, kenapa sih perempuan harus memakai ini semua ketika mereka keluar rumah? Berdandan? Jujur, otak saya waktu itu tidak habis mengerti. Belum bisa sampai kesana. Buat saya, pergi ke salon adalah hal yang paling menghabiskan waktu. Bukan salon potong rambut ya, tapi salon kecantikan. Hehehe. Bahkan, dulu kalau saya mau potong rambut dan tidak pun

Bab 22 : Grup Al Kahfi

Selain Grup OWOJ yang pernah saya ikuti, dan Grup ODOJ Annisa yang sampai saat ini masih saya jalani, ada lagi Grup Al Kahfi. Yaitu tilawah Surat Al Kahfi rutin mulai malam Jum’at sampai Jum’at sore. Grup ini adalah grup mandiri bentukan mbak Ruly, salah seorang teman yang tergabung dalam Grup OWOJ. Awalnya, mbak Ruly mengirim private message kepada saya, mnegajak bergabung ke dalam grup bentukannya. Saya iyakan karena bagus juga sebagai pengingat di malam Jum’at agar bisa selalu rutin membaca surat Al Kahfi. Dan seiring waktu, hal ini lumayan membantu juga para manusia-manusia yang suka lupa ini. Grup ini hanya dibuka hari Kamis sore saja. Dan untuk kepentingan laporan tilawah Al Kahfi. Jadi tidak terlalu ramai. Awalnya pesertanya sedikit, sekitar 30-50 an orang. Lama-lama, bertambah banyak hingga saat ini mencapai 100an orang. masyaAllah tabarakallah.. Grup ini dibentuk pada Bulan Mei 2019, jadi sekarang sudah hampir 1,5 tahun berlalu. masyaAllah… Awalnya ya belum begitu tert

Bab 21 : Grup OWOJ dan ODOJ

S ewaktu saya masih single, dalam artian singlelillah dan setelah menikah tapi belum punya “buntut”, bisa dibilang waktunya masih fleksibel ya, alias banyak waktu luang yang bisa sesuka hati kita gunakan. Setelah menikah, asalkan urusan melayani suami sudah beres semua, Alhamdulillah saya masih punya banyak waktu untuk diri saya sendiri. Nah, setelah Allah memberi kami amanah berupa sweet little girl yang adorable, semuanya sedikit berubah. Ya, banyak orang di luar sana sepakat menyuarakan “kalau punya anak itu pasti repot.” Ya, memang faktanya begitu. Saya juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Tapi, yang namanya pengalaman sendiri pastilah berbeda dengan pengalaman yang dituturkan atau melihat pengalaman orang lain. Hehehe… Menjadi seorang Ibu dan Ayah itu, bener-bener harus bisa me-manage waktu dengan sebaik-baiknya. Kalau nggak ya.. bisa ada efek yang timbul macam stress, little bit anger, tired, dll.. Nah, hal itu terjadi pada saya pasca melahirkan sekaligus ditinggal

Bab 20 : Tes STIFIn dan WSL 1

Akhirnya, tibalah hari yang ditunggu. Saya mengikuti WSL 1 yang bertempat di sebuah gedung yang dulu pernah saya sambangi untuk mengikuti One Month Training Para Calon Pengusaha Muda yang diinisiasi oleh Pak Heppy Trenggono, sang inisiator Beli Indonesia. Pembicaranya dalah seorang ibu paruh baya yang masih enerjik berasal dari Kota Blora kalau tidak salah ingat ya, hehehe.. Apa yang beliau presentasikan sebenarnya sudah saya lahap habis semua dalam perburuan mandiri saya untuk mencari tahu lebih dalam tentang wacana dan ilmu tentang STIFIn. Jadi, buat saya sekedar pengulangan saja. Tapi, tentunya ini lebih interaktif karena ada narasumbernya langsung yang bisa ditanya-tanya kalau ada yang belum saya pahami. Bonus buat saya ketika mengikuti WSL 1 ini adalah saya dapat diskon khusus untuk tes STIFIn saat itu juga. Alhamdulillah, jadi nggak penasaran lagi tebak-tebak buah manggis apa kriteria saya menurut STIFIn. Daan ternyata hal itu membuat saya cukup shyok berat saudara-saudara.