Bab 06 : Belajar Jualan Online
Awal mulanya, saya melihat banyak sekali barang-barang kado untuk anak saya yang tidak terpakai, seperti bedak. Ya, jujur sejak kecil sampai sekarang, saya tak pernah memakaikan beda tabur bayi apapun pada Haya. Alasan saya, debunya itu loh, bikin batuk trus belepotan kemana-mana. Trus kadang kenapa sih anak-anak kecil yang habis mandi itu kalo dibedakin pasti cemong-cemong kaya topeng monyet? Eh.. uppss.. mohon maaf ya. Jujur, saya pribadi tak habis pikir. Dan kalau saya sama temen-temen dulu, paling-paling jawabannya mentok, “Ya, biar kelihatan kalau habis mandi aja,” sepertinya itu dan okelah, saya terima saja jawabannya walau sampai sekarang masih ada rasa nggak puas di hati.
Saat itu, saya cuma berfikir, bagaimana agar barang-barang yang bagus ini tapi nggak terpakai oleh saya nggak mubadzir. Lalu saya teringat sama Abang penjual balon di depan Puskesmas yang kebetulan cukup dekat letaknya dengan rumah saya. Waktu itu, saya pikir mau nitip jualan sama Abangnya, barang-barang saya satu kardus yang dijual murah niatnya biar nggak mubadzir aja, nanti bagi hasil uang perolehan dari barang yang tak laku terjual. Tapi ternyata Abang penjual Balon nggak mau, nggak berkenan. Beliau malah bilang, titipin aja ke warung mbak, warung tetangga.
Duuh, saya pusing. Etapii.. tunggu dulu. Bukankah tetangga depan saya yang baru pindah beberapa bulan yang lalu adalah seorang pedagang baju di pasar? Bolehlah kalau begitu dicoba. Alhamdulillah beliau mau dititipin. Dalam tiga hari sudah banyak yang terjual, sebagaian besar malah. Alhamdulillah deh kalau begitu. Dan beliau juga nggak mau ambil untung. Buat dedeknya aja (buat anak saya, katanya buat nabah-nambahin beli keperluan, beli susu, apa baju, gitu). Masya Allah Bu, maturnuwun deh, terima kasih kalau begitu. Semoga jualannya nambah sukses dan barokah. Amiin..
Nah, kemudian beberapa minggu setelahnya ada barang yang dikembalikan lagi, katanya nggak laku-laku. Baiklah kalau begitu saya terima lagi saja. Lalu, saya scroll-scroll instagram lagi, eh ada juga nih tren jual beli barang second, da nada akun titip jual barang juga. Waow.. beoleh deh kalau begitu dicoba.
Nah, dari situlah kemudian terbersit untuk mencoba jualan online, coba bikin akun jualan di instagram. Saya pun mikir-mikir dulu, kira-kira mau jualan apa ya enaknya. Pokoknya buakn barang yang cepat kadaluarsa dan old fashioned, plus gampang pengemasannya dan tidak terlalu mengkhawatirkan atau beresiko di perjalanan (selama dibawa oleh kurir). Saya putuskan menjual mainan anak dan buku-buku saja. Kemudian setelah itu menimbang-nimbang dong, bagaimana nih caranya kalau ada yang beli, dan terselamatkan sama kurir JnT yang punya layanan ambil barang ke rumah. Asyiknya, dan akhirnya saya pun berteman sama mas kurir JnT. Kalau M-Banking untuk keperluan transaksi Alhamdulillah saya sudah ada, jadi nggak perlu ngurus lagi. Tingga isi saldonya aja minta transferan suami, hehe. Akhirnya lahirlah akun jualan saya yaitu, niney.collections di instagram yang kemudian ahir pula turunannya yaitu niney.clouds dan niney.shop di Shopee.
Yuk, bisa intip-intip jualan saya disitu ya ibu-ibu. Tapi memang, focus saya saat ini adalah mengasuh dan membersamai anak jadi jualan saya juga kadang vakum, kalau lagi semangat ya rajin promosi, habis itu kadang kehabisan stok barang nggak nambah lagi. Tapi harapannya sih ya, kedepan, kalau anak-anak sudah mulai besar, ya saya harap bisa menekuni toko saya ini, bukan semata-mata masalah laba atau rugi namun pastinya pengalaman berdagang, ilmu-ilmu mengelola toko, berhubungan dengan customer itu yang saya ingin ajarkan kepada anak-anak.
Komentar
Posting Komentar